Thursday, February 7, 2013

Seputar Infertilitas Saat Berencana Hamil

Benar atau tidak, kita setelah menikah, tentu banyak hal yang diharapkan dari pasangan suami istri adalah hadirnya seorang buah hati yang melengkapi cinta dalam keluarga.

Tapi tak bisa dipungkiri, masalah ketidaksuburan atau infertilitas dapat menghantui harapan tersebut, terutama untuk pasangan yang telah berusaha hingga lebih dari 1 tahun untuk memiliki momongan.

Usia kesuburan optimal manusia umumnya antara 24 – 25 tahun, namun seperti yang kita ketahui sekarang, banyak wanita dan pria pada rentang usia tersebut yang masih mengejar pendidikan atau karier. Penundaan usia untuk menikah akan memperkecil peluang untuk hamil. Kini, makin banyak pasangan yang memutuskan untuk menikah di luar usia subur sehingga kondisinya tidak seoptimal yang diharapkan.

Pasangan yang sehat dan subur memiliki peluang keberhasilan untuk melakukan pembuahan sekitar 20% – 30% tiap bulannya. Hanya butuh satu sel telur wanita dan satu sperma pria agar pembuahan bisa terjadi, namun sel sperma yang mampu mencapai dan membuahi sel telur haruslah sel sperma yang sehat dan berkualitas. Bila hingga lebih dari satu tahun, pasangan suami istri tak kunjung memperoleh keturunan, ada kemungkinan mereka memiliki salah satu atau dua kondisi berikut:
  • Infertilitas: yaitu kemampuan reproduksi salah satu pasangan terganggu, meskipun dapat terjadi pembuahan, tetapi kehamilan yang terjadi terganggu dalam perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang meninggal.
  • Infertilitas pada pasangan: gangguan kesuburan terjadi pada kedua pihak, yaitu pasangan suami istri yang meskipun berhubungan seks secara teratur tanpa kontrasepsi dalam masa 12 bulan berturut-turut tak menghasilkan kehamilan.
Penyebab infertilitas bisa berasal dari pihak suami atau istri, ataupun keduanya. Kurang lebih 50% kasus infertilitas disebabkan dari pihak istri, 40% dari pihak suami, dan  10% tidak terjelaskan (infertilitas indiopatik)

Apa pun penyebab infertilitas pada hubungan Mama dan Papa, sebaiknya tidak saling menyalahkan, namun saling menguatkan dan memberi semangat serta terus berusaha dan berkonsultasi dengan ginekolog atau pakar kesuburan lainnya. (lacma)

No comments:

Post a Comment